PENANGANAN & PERAWATAN PASIEN DENGAN PATAH TULANG (FRAKTUR)



Prinsip Penanganan Reduksi Fraktur
1. Reduksi fraktur, mengembalikan fragmen tulang  pada kesejajarannya dan rotasi anatomis.  Reduksi tertutup, fraksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksi fraktur. Metode yang dipilih tergantung pada sifat fraktur tapi prinsip yang mendasari sama. Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur pasien harus dipersiapkan: ijin melakukan prosedur, analgetik sesuai ketentuan, dan persetujuan anestasi.
Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisiya dengan manipulasi dan traksi manual.
2. Traksi, digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi yang disesuaikan dengan spsme otot yang terjadi.
3.  Reduksi terbuka, alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya.
4. Imobilisasi Fraktur, setelah direduksi fragmen tulang harus di imobilisasi dan dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal (gips,pembalutan, bidai, traksi kontinyu, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal) dan interna ( implant logam ).
5.  Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dam imoblisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan. Status neuroveskuler ( mis. Pengkajian peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan) dipantau dan ahli bedah ortopedi diberi tahu segera bila ada tanda gangguan neurovaskuler. Kegelisahan, ansietas dan ketidaknyamanan dikontrol dengan berbagai pendekatan. Latihan isometrik dan setting otot diusahaka untuk meminimalkan atrifi disuse dan meningkatkan peredaran darah. Pengembalian brtahap pada aktifitas swemula diusahakan sesuai dengan batasan terapeutik.
6.  Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur.
â  Imoblisasi fragmen tulang
â  Kontak fragmen tulang maksimal
â  Asupan darah yang memadai
â  Utrisi yangbaik
â   Latihan pembebanan untuk tulang panjang
â  Hormon-hormonn pertumbuhan , tiroid, kaisitonon, vitamin D, steroid dan anabolik
â  Potensial listrik pada patahan tulang
7. Faktor yang menghambat penyembuhan tulang
â  Trauma lokal ekstensif
â  Kehilangan tulang
â  Imoblisasi tak memadai
â  Rongga atau ajaringan diantara fragmen tulang
â  Infeksi
â  Keganasan lokal
â  Penyakit tulang metabolik (paget)
â  Tadiasi tulang (nekrosis radiasi)
â  Nekrosis evakuler
â  Fraktur intraartikuler (cairan senovial mengandung fibrolisin, yang akan melisis bekuan darah awal dan memperlambat pertumbuhan jendalan)
â  Usia (lansia sembuh lebih lama)
â  Kartikusteroid (menghambat kecepata perbaikan

Perawatan Pasien Fraktur tertutup
Pasien dengan fraktur tertutup harus diusahakan untuk kembali kepada aktifitas biasa sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur dan pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas memerlukan waktu berbulan-bulan. Pasien diajari mengontrol pembengkakan dan nyeri, mereka didorong untuk aktif dalam batas imoblisasi fraktur, pengajaran pasien meliputi perawatan diri, informasi obat-obatan, pemantauan kemungkinan potensial masalah, dan perlunya supervisi perawatan kesehatan.
g.Perawatan Pasien Fraktur Terbuka
Pada fraktur terbuka (yang berhubungan luka terbuka memanjang  sampai ke permukaan kulit dan ke daerah cedera tulang) terdapat resiko infeksi-osteomielitis, gas gangren, dan tetanus. Tujuan penanganan adalah untuk meminimalkan kemungkinan infeksi luka, jaringan lunak da tulang untuk mempercepat penyembuhan jaringan lunak dan tulang. Pasien dibawa ke ruang operasi, dilakukan usapan luka, pengangkatan fragmen tulang mati atau mungkin graft tulang.

PENANGANAN & PERAWATAN PASIEN DENGAN PATAH TULANG (FRAKTUR) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Slamet Fadli

0 comments:

Post a Comment