MINERAL
dan AIR
Mineral
merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting
dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial
pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar
mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga
fungsi mineral :
1.
Konstituen
tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
2.
Pembentukan
garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl
(ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
3.
Bahan dasar
enzim dan protein.
Sesuai dengan
bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan bayi/anak menerima
makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap :
a.
Makanan bayi umur 0 – 6
bulan
b.
Makanan bayi umur 6 – 9
bulan
c.
Makanan anak umur 9 – 12
bulan
d.
Makanan anak umur 12 – 24
bulan
Pada situasi
khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak perlu
penanganan secara khusus.
A. MAKANAN BAYI UMUR 0 – 6 BULAN
1. Hanya ASI
saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik
dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama
setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui
sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih
sayang antara ibu dan anak.
2. Berikan
kolostrum
Kolostrum
adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna
kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang
tinggi.
3. Berikan ASI
dari kedua payudara
Berikan ASI
dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI
diberikan 8 – 10 kali setiap hari.
INGAT !
·
Beri ASI saja sampai umur 6
bulan
·
Berikan kolostrum
B. MAKANAN BAYI UMUR 6 BULAN
1. Pemberian
ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian
2. Bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek
mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang
ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk
pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit
demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan
untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI
yang lainnya.
3. Perlu
diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan
seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan sendok, jangan
sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan dot berisiko selain
dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat mengakibatkan infeksi
telinga.
4. Memberikan
MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran dapat menyebabkan
infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang tengah.
5.
Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit
dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.
INGAT !
Teruskan
pemberian ASI
Berikan ASI
lebih dulu, baru MP-ASI
Berikan makanan
lumat halus 1-2 x sehari
C. MAKANAN BAYI UMUR 6 – 9 BULAN
1. Pemberian
ASI diteruskan
2. Pada umur 6
bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.
3. Untuk
mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit
dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan
makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak
juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4. Setiap kali
makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :
Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
Pada umur 7
bulan – beri 7 sendok makan
Pada umur 8
bulan – beri 8 sendok makan
Pada umur 9
bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi
meminta lagi, ibu dapat menambahnya”
D. MAKANAN BAYI UMUR 9 – 12 BULAN
1. Pada umur 10
bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Karena
merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim
bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.
2. Berikan
makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi
tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan
dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
3. Bayi perlu
diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam
makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti
(terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh
baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.
INGAT !
Teruskan
pemberian ASI
Berikan makanan
lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
Berikan makanan
selingan 1 kali sehari
Perkenalkan
bayi dengan beraneka ragam bahan makanan
E. MAKANAN ANAK UMUR 12 – 24 BULAN
1. Pemberian
ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
2. Pemberian
MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi
separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi
makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya nasi
diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu,
tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel,
tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
4. Menyapih
anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.
INGAT !
Teruskan
pemberian ASI
Berikan makanan
keluarga 3 kali sehari
Berikan makanan
selingan 2 kali sehari
Gunakan
beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
Sumber:
Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI
1.Kebutuhan
cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
2. Output cairan :
(a) IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)
(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
2. Output cairan :
(a) IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)
(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
0 comments:
Post a Comment